Lagi ngetrend - Kasus kematian Angeline masih misteri. Pengakuan Agus yang sering berubah-ubah membuat publik tidak yakin, dialah pelaku pembunuhan keji tersebut. Belum lagi jelas, kini muncul pengakuan mengejutkan dari bekas pembatu Ibu Margriet. Apa saja pengakuan bekas pembantu yang kini tinggal di Kalimantan ini, berikut berita selengkapnya.
Bekas pembantu di rumah Margriet, Francky Alexander Maringka (46) menyampaikan keterangan yang membuat bulu kuduk merinding mengenai aktivitas keseharian Angeline.
Tiap hari, kata Francky, Engeline yang masih berusia 8 tahun harus menyapu, mengepel dan memberi makan ternak; ayam, anjing dan kucing. Sebenarnya, Francky lah yang ditugaskan mengurus ayam, kucing dan anjing peliharaan Margriet. Ia juga yang diberikan tugas membersihkan rumah.
Namun, tiga bulan menjadi pembantu di rumah itu, ia melihat Margriet selalu memperlakukan Angeline dengan kasar. "Dia (Angeline) bermain di lantai atas. Dari dapur bawah Margriet manggil dua kali. Angeline tidak dengar. Panggilan ketiga berteriak memanggil Angeline sekencangnya," kata Francky di Kuta, Bali, Rabu 17 Juli 2015 malam.
Begitu Angeline datang menemui Margreit, sudah barang tentu bogem mentah yang ia dapat. "Dia (Margriet) bilang 'kamu dipanggil tidak menyahut ya. Kupingmu ditaruh di mana'. Habis itu langsung dipukuli pakai tangan," jelas Francky.
Tak hanya itu, Margriet juga sering menyuruh Angeline menyapu dan mengepel lantai. Belum kelar mengepel lantai di satu ruangan, Margriet sudah memintanya mengepel di ruangan lain. Belum juga kelar di ruangan lain, ia sudah meminta Angeline mengepel di ruangan lainnya.
"Karena dipindah sana-sini, maka dia (Angeline) tidak bersih ngepel lantainya. Ya sudah, dipukul lagi," ceritanya. Menurutnya, perlakuan itu terus berulang-ulang tiap hari. Tak hanya menyapu dan mengepel lantai, Francky juga menyaksikan Angeline diminta memberi makan ayam, kucing dan anjing.
Suatu ketika, seekor ayam milik Margriet hilang. Francky memberi tahu kehilangan tersebut. "Saya bilang, Tante Telly (Francky memanggil Margriet Telly) ini ayamnya cuma ada lima ekor. Hilang satu ekor," kata dia.
Tiap hari, kata Francky, Engeline yang masih berusia 8 tahun harus menyapu, mengepel dan memberi makan ternak; ayam, anjing dan kucing. Sebenarnya, Francky lah yang ditugaskan mengurus ayam, kucing dan anjing peliharaan Margriet. Ia juga yang diberikan tugas membersihkan rumah.
Namun, tiga bulan menjadi pembantu di rumah itu, ia melihat Margriet selalu memperlakukan Angeline dengan kasar. "Dia (Angeline) bermain di lantai atas. Dari dapur bawah Margriet manggil dua kali. Angeline tidak dengar. Panggilan ketiga berteriak memanggil Angeline sekencangnya," kata Francky di Kuta, Bali, Rabu 17 Juli 2015 malam.
Begitu Angeline datang menemui Margreit, sudah barang tentu bogem mentah yang ia dapat. "Dia (Margriet) bilang 'kamu dipanggil tidak menyahut ya. Kupingmu ditaruh di mana'. Habis itu langsung dipukuli pakai tangan," jelas Francky.
Tak hanya itu, Margriet juga sering menyuruh Angeline menyapu dan mengepel lantai. Belum kelar mengepel lantai di satu ruangan, Margriet sudah memintanya mengepel di ruangan lain. Belum juga kelar di ruangan lain, ia sudah meminta Angeline mengepel di ruangan lainnya.
"Karena dipindah sana-sini, maka dia (Angeline) tidak bersih ngepel lantainya. Ya sudah, dipukul lagi," ceritanya. Menurutnya, perlakuan itu terus berulang-ulang tiap hari. Tak hanya menyapu dan mengepel lantai, Francky juga menyaksikan Angeline diminta memberi makan ayam, kucing dan anjing.
Suatu ketika, seekor ayam milik Margriet hilang. Francky memberi tahu kehilangan tersebut. "Saya bilang, Tante Telly (Francky memanggil Margriet Telly) ini ayamnya cuma ada lima ekor. Hilang satu ekor," kata dia.
Margriet lantas memanggil Angeline. Dia bertanya ke mana ayam yang semalam disuruhnya untuk dimasukkan ke dalam kandang. Kala itu, Margriet sudah memegang sebilah bambu yang sudah dicacah. Ia lantas menarik rambut bocah mungil tersebut ke kandang ayam. Ia menanyakan ke mana seekor ayam yang hilang tersebut.
"Rambutnya ditarik dari dalam sampai ke kandang ayam. Angeline bilang 'aku udah masukin ayamnya Ma'. Tapi Margriet tak peduli, Angeline disuruh cari," katanya.
Tahu akan digebuki, Angeline berlari ke kebun pisang di dalam areal rumahnya. Margriet pun mengejarnya. Engeline menyelinap di balik rerimbunan pohon pisang. Sial, Margriet mengetahui tubuh mungil tersebut. "Langsung dipukuli pakai bambu itu," kenang dia.
Saat dipukuli pakai bambu itu Francky mengaku sempat melerai. Ia meminta Margriet tidak memukuli Angeline. Ia bersedia mencari dan menemukan ayam tersebut.
"Rambutnya ditarik dari dalam sampai ke kandang ayam. Angeline bilang 'aku udah masukin ayamnya Ma'. Tapi Margriet tak peduli, Angeline disuruh cari," katanya.
Tahu akan digebuki, Angeline berlari ke kebun pisang di dalam areal rumahnya. Margriet pun mengejarnya. Engeline menyelinap di balik rerimbunan pohon pisang. Sial, Margriet mengetahui tubuh mungil tersebut. "Langsung dipukuli pakai bambu itu," kenang dia.
Saat dipukuli pakai bambu itu Francky mengaku sempat melerai. Ia meminta Margriet tidak memukuli Angeline. Ia bersedia mencari dan menemukan ayam tersebut.
"Tapi dijawab Margriet 'tidak usah ikut campur, saya yang kasih hidup dan kasih makan dia'. Dia seringkali ucap kata-kata itu," ujar Francky.
Sementara itu, pengacara Margriet, Hotma Sitompul dalam wawancaranya di tvOne, meragukan kesaksian Francky. Pengacara ternama ini menyatakan , kesaksian itu harus bicara hukum, kapan terjadinya, dan di mana terjadinya.
"Mungkin saja pelayan itu dipecat, terus sakit hati. Mau nggak saya bawa 30 orang menunjukkan, ibu ini adalah orang baik. Saya bisa buat 30 orang ini menyatakan Margriet orang baik," Hotma menambahkan.
No comments:
Post a Comment