Monday, June 15, 2015

Inilah Aset Margriet dan Ayah Angeline

Lagi ngetrend- banyak yang  menduga bahwa kematian Angeline, anak manis berusia 8 tahun itu, bukan kekerasan seksual yang diakui dilakukan Agus salah seorang karyawan di rumah ayah angtat Angeline. Banyak yang menduga, bahwa motif pembunuhan keji ini lebih ke arah rebutan harta warisan. Maklum saja, Angeline yang bukan anak kandung akan mendapatkan harta warisan yang kabarnya cukup banyak. Kalau terkait warisan, tentu ada pelaku lain yang pasti terlibat, khususnys keluarga inti. Bagaimana tidak, tentu Agus yang orang luar tidak ada kaitan dengan harta warisan. Jika benar Agus melalukan pembunuhan tentu ada pihak lain yang terlibat.

Harta warisan apa yang jadi penyebab terbuhunya Aneline ini? semua masih belum jelas apakah ada, dan kalau ada berapa besar. Apa aset Margriet dan ayah Angeline? Berikut berita selengkapnya yang diambil dari sumber sini:

Keterlibatan ibu angkatnya, Jelly Margriet Megawe masih menjadi teka-teki atas terbunuhnya Angeline, bocah berusia 8 tahun. Banyak pihak menduga bahwa terbunuhnya Angeline adalah pembunuhan berencana bermotif warisan.

Tidak ada informasi yang banyak disampaikan oleh pihak kepolisian Kepolisian Resor Kota Denpasar. Sejauh ini pengembangan kasus hanya menyeret tersangka tunggal, Agustae dengan motif pemerkosaan yang berakibat pada pembunuhan.

Wartawan Tempo pun memutuskan untuk menelusuri jejak keluarga Margriet di Bali. Saat Margriet diperiksa di Polresta Denpasar sejak Jumat 12 Juni 2015, kedua anak Margriet pun ikut turut dalam pemeriksaan. Proses pemeriksaan berlangsung lima jam.

Sekitar pukul 20.00 WITA, Yvone dan Christina keluar dari Polresta Denpasar mengendarai mobil Avanza warna hitam bernopol DK 1810. Saat Tempo membuntuti kedua kakak-adik beda ayah itu, mereka sempat berhenti di dua toko modern sekitar 10 menit.

Dia menuju ke sebuah Villa yang berada di jalan Raya Babakan Desa Canggu, Kabupaten Badung, Bali. Kata seorang warga sekitar, villa bernama Kakul itu dihuni Yvone sejak lama. “Tapi saya tidak tahu persis,” kata warga sekitar.

Dia juga mengaku tidak pernah melihat sosok Yvone lebih jauh karena jarang bersosialisasi dengan warga. Belakangan diketahui bahwa rumah itu terdaftar atas nama Wibisono Siharis di Desa tersebut.

Ditemui Tempo, Sabtu 13 Juni 2015, Kepala Dinas Desa Canggu, Putu Siarta menjelaskan bahwa rumah tersebut sudah dibeli oleh Douglas, yang diduga ayah tiri Yvone beberapa tahun silam.

“Rumah itu juga masih terdaftar atas nama Wibisono ada empat anggota keluarga dan belum diganti keluarga Douglas,” kata dia. Selain itu, Putu tidak mengetahu aset lain yang dimiliki Yvone.

Harga tanah di sana mencapai Rp 500 juta per are, atau setara 100 meter persegi. Sedangkan kondisi villa Yvone cukup mewah. Dari depan memang terlihat hanya sebuah lorong gang, tapi saat masuk di garasi kendaraan, bisa terlihat kemewahan rumah itu.

Di depan villanya ada sebuah kolam renang kecil yang dikelilingi taman. Banyak sekali ukir-ukiran kayu jati dengan pelitur khas Bali. Ditaksir rumah itu seharga Rp 1,5 hingga RP 2 miliar.

Namun villa itu tampak sepi, saat Tempo berkunjung tidak ada satu orang pun yang menjaga. Yvone juga terlihat tidak berada di rumah. Di garasinya hanya ada satu kendaraan Vario berwarna putih hitam.

Sementara itu, Kepala Adat Desa Canggu, Made Remin mengaku bahwa sekitar dua minggu yang lalu keluarga Yvone pernah menggelar upacara party di villa itu. Dalam kepercayaan adat, upacara itu digelar sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. “Dia minta Pecalang untuk jaga,” tutur dia.

Tapi Made tidak tahu persis bagaimana prosesi upacara party itu berlangsung. Dia juga tidak mengetahui apakah Margriet ikut dalam acara tersebut.

No comments:

Post a Comment