Lagi ngetrend - Sholat Jumat di Masjid Kementerian Keuangan dapat pencerahan hebat. Jumatan yang biasanya selalu ngantuk begitu duduk, entah mengapa kali ini beber atawa tidak ngantuk. Pak Khatib khutbahnya diserta cerita untuk ilustrasi. Sederhana dan mengenai sekali. Kisah si Beo pantas jadi renungan.
Seorang Ustadz mendapatkan burung Beo. Begitu sukanya dengan si Beo, Pak Ustadz selalu mengajaknya kemana pergi baik saat pengajian maupun saat dzikir dengan murid-muridnya. Dan... tahu apa yang terjadi? Ya si Beo mahir mengucapkan kalimat La Ilaha Illa Allah. Kalimat tauhid yang tentu bermakna dahsyat bagi seorang muslim.
Semua murid dan Pak Ustadz sendiri sangat bangga dan senang dengan kemampuan Beo tadi. Sebentar-sebentar sang Beo berucap “La Ilaha Illa Allah”.
Namun sayang, bencana datang. Sang kucing yang sudah lama mengincar Beo kini mempunyai kesempatan bagus. Di hadapan Pak Ustadz si Beo kesayangan terkelepar mati diterkam si meong.
Mendapati si burung kesayangan mati, Pak Ustadz menagis sejadi-jadinya. Lama dia menangis sepertinya menyesali kematian si burung. Murid-muridnya pun berdatangan sambil kebingungan tentang keadaan gurunya.
“ Ustadz, kalau mau biar kami carikan beo lagi ” bujuk murid-murid. Setelah reda tangisnya Pak Ustadz berkata, “ benar, saya sedih dengan kematian beo kita. Kini kita tidak lagi suara La ilaha Illa Allah dari mulut beo. Tapi ada hal lain yang membuat saya lebih sedih. Ssaat dia meregang nyawa, dia hanya mengerang ‘ arch..arch..arch, dan kemudian mati. Mengapa dia tidak mengucap kata yang dia selalu ucapkan “La ilaha Illa Allah”. Saya menangis karena takut jangan-jangan saat kita sakaratul maut kita hanya bisa mengerang seperti beo, bukan mengucap kalimat Tauhid La ilaha Illa Allah, padahal kata itu kita ucapkan setiap hari.
Dan semua terdiam.
Seorang Ustadz mendapatkan burung Beo. Begitu sukanya dengan si Beo, Pak Ustadz selalu mengajaknya kemana pergi baik saat pengajian maupun saat dzikir dengan murid-muridnya. Dan... tahu apa yang terjadi? Ya si Beo mahir mengucapkan kalimat La Ilaha Illa Allah. Kalimat tauhid yang tentu bermakna dahsyat bagi seorang muslim.
Semua murid dan Pak Ustadz sendiri sangat bangga dan senang dengan kemampuan Beo tadi. Sebentar-sebentar sang Beo berucap “La Ilaha Illa Allah”.
Namun sayang, bencana datang. Sang kucing yang sudah lama mengincar Beo kini mempunyai kesempatan bagus. Di hadapan Pak Ustadz si Beo kesayangan terkelepar mati diterkam si meong.
Mendapati si burung kesayangan mati, Pak Ustadz menagis sejadi-jadinya. Lama dia menangis sepertinya menyesali kematian si burung. Murid-muridnya pun berdatangan sambil kebingungan tentang keadaan gurunya.
“ Ustadz, kalau mau biar kami carikan beo lagi ” bujuk murid-murid. Setelah reda tangisnya Pak Ustadz berkata, “ benar, saya sedih dengan kematian beo kita. Kini kita tidak lagi suara La ilaha Illa Allah dari mulut beo. Tapi ada hal lain yang membuat saya lebih sedih. Ssaat dia meregang nyawa, dia hanya mengerang ‘ arch..arch..arch, dan kemudian mati. Mengapa dia tidak mengucap kata yang dia selalu ucapkan “La ilaha Illa Allah”. Saya menangis karena takut jangan-jangan saat kita sakaratul maut kita hanya bisa mengerang seperti beo, bukan mengucap kalimat Tauhid La ilaha Illa Allah, padahal kata itu kita ucapkan setiap hari.
Dan semua terdiam.
No comments:
Post a Comment